Selasa, 11 November 2014

Untitled

Siang itu dipojok kamar asrama, aku baru terbangun dari tidurku setelah semalaman begadang. Sambil bergumam ‘’sumuuukee...’’. bajuku pun terlempar keatas lemari, mingkin dia sudah nggak betah dengan bau badanku. Haha...
Begitu perih dimata karena baru terbuka dan terkena teriknya mentari. Mata ini masih sulit untuk memandang. Anak-anak sekolah yang baru pulang dan makan merubah suasana menjadi ramai seperti halnya pasar. Kugerakkan tubuh ini beranjak dari kasur, mengambil handuk lalu pergi mandi.
Kembali ke kamar dengan memegang perut yang amat sangat kosong. Seperti ayam yang berkokok kala mentari baru bersinar. Terlihat sebatang rokok diatas meja yang baru saja dilemparkan temanku padaku, sambil berkata ‘’ Nyoh rokok’’. Aku biasa memanggilnya Sonthol. Tak lama setelah ganti baju, kuambil rokok itu lalu kubakar ujungnya sembari duduk santai didepan pintu kamar. Uuuuuhh, sungguh nikmat. Setetes dari samudera kenikmatan yang diberikan Tuhan kepada hamba-Nya. Terimakasih Tuhan, terimakasih kawan.
Tiba-tiba aku bertanya pada diriku sendiri, ‘’ini hari apa?, jam berapa?’’, aku sedang apa?. Hahaha.. mungkin karena nyawaku belum sepenuhnya bersatu dengan ragaku. Aku gerakkan perlahan tubuhku ke kanan dan ke kiri, ke ataas dan ke bawah. Sedikit pemanasan untuk memulai hari ini.
Semakin terasa perih dan rami berkokok perut ini, tapi malas beli sarapan, karena jarak warung dari asramaku tidak ada yang dekat, apalagi beli sendiri. Akhirnya aku beli kerupuk dua bungkus, satu batang cokelat, dan dua batang rokok, cukup dengan uang Rp 4.000 sudah membuat mulut dan perutku merasa nyaman.
Sepertinya matahari siang ini mulai bersembunyi dibalik mendung, sama halnya suasana hatiku yang tidak seterik biasanya. Hanya berteman dua batang rokok, satu botol besar air mineral dan notebook, didepannya lagi ada temanku si Gendut yang sedang tidur dengan pulasnya. Namanya Jalal. Aku dan dia tidak jauh berbeda dengan matahari dan bulan. Kenapa bisa begitu? Ya, gaya hidupnya normal seperti anak sekolah yang lain. Tapi dia lebih teratur daripad yang lain. Pagi bangun, berangkat sekolah. Katanya disekolahan dia nggak pernah tidur walaupun tidak ada jam pelajaran atau lagi kosong. Dia rajin belajar, mengaji, aktif dalam organisasi dalam maupun luar sekolah dan berjanjen setiap malam jum’at.  Sedangkan aku, aku baru saja lulus sekolah dan belum meneruskan sekolah lagi atau kuliyah. Jadi malamku aku isi dengan banyak kegiatan, entah itu bermanfaat atau tidak. Dan paginya aku tidur. Tapi itu tidak kulakukan setiap hari. Jadi bisa dikatakan temanku jalal sebagai matahari dan aku bulannya. Hahaha.. kira-kira siapa yang jadi bulan dan mataharinya?. (Tolong jangan meniru gaya hidupku, tidak baik bagi kesehatan).
Suara lantunan bait-bait suci dari toa masjid sudah terdengar begitu keras, rasanya kurang enak kalau saya teruskan tulisan yang aneh ini. Mungkin ini waktunya aku bergegas dan menjalankan kewajiban empat roka’at. Dan kesunnahan ngopi. Salam hangat dariku, dan ‘’ayo ngopi ndisek...’’ :D
Kajen, 11 November 2014